Kamis, 31 Oktober 2013

Melepaskan Cengkraman Kapitalisme

Cengkeraman Kapitalisme Ancora memang kuat. Namun, bukan berarti tak bisa dilepaskan. Yang mampu adalah tentunya keputusan bulat 25 perkumpulan sepak bola (PS) anggota dan Pengurus PSIS. Jika sepakat, bukan tidak mungkin perusahaan asal Jakarta itu gigit jari.
Kini, berbagai pihak menanti keberanian 25 PS dan Pengurus PSIS. Hadirnya sejumlah tokoh bola dan pengusaha yang ingin membantu Laskar Mahesa Jenar menambah kekuatan untuk keluar dari bayang-bayang perusahaan yang disebut-sebut milik Menteri Perdagangan Gita Wirjawan.
Yang menjadi persoalan, tidak ada yang mengetahui betul perjanjian antara kedua belah pihak kecuali Ketua Umum PSIS non-aktif Soemarmo HS. Pasalnya dalam pertemuan dengan Ancora, tidak ada satupun pengurus yang diajak ikut serta, bahkan untuk sekadar urun rembuk.
Memunculkan lagi nama Fanda Soesilo juga tidak ada salahnya. Wanita cantik ini disebut-sebut petinggi PT Ancora dan CEO PT Setia Bina Nusa. Dia tahu betul bentuk kerja sama karena terlibat di dalamnya. Namun sosok yang satu ini seperti menghilang di telan bumi setelah terakhir terlihat di Semarang awal 2012 lalu.
Ketua Harian PSIS Simon Legiman bertekad membuka misteri yang ada. Sesuai arahan Wali Kota Semarang Hendra Prihadi, pihaknya akan terus berjalan berusaha keluar dari kabut pekat yang selama ini menyelimuti tim yang bermarkas di Stadion Jatidiri.
Apalagi kini PSIS semakin dekat menjalin hubungan dengan tokoh bola Andi Darussalam Tabusalla. Mantan Direktur PT Liga Indonesia (LI) itu berkeinginan mengelola PSIS. Terlepas dari kekurangan tentang ide yang ditawarkan, sejauh ini respon pengurus masih sangat baik.
Bisa jadi, Andi Darussalam menjadi senjata melepaskan diri dari kapitalisme Ancora. Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi juga siap mendukung. Kekuatan yang akan ditambahkan pria yang akrab disapa Mas Hendi adalah mengumpulkan pengusaha-pengusaha di Kota Lunpia yang ingin membantu PSIS.
''Bila Ancora berani keluar dan tidak terima, kami ingin melihat bagaimana bentuk kerja sama dengan PSIS. Dari itu dapat diketahui bentuk perjanjian sebenarnya. Bagimana tanggung jawab dan hak dari kedua belah pihak yang sebenarnya tidak boleh dilanggar,'' tutur Simon Legiman.
Ini adalah momentum yang tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Memancing wakil Ancora keluar setelah selama ini tak mempedulikan PSIS. Prihatin, wajar bila pengurus, tokoh bola dan masyarakat Kota Semarang meminta lagi tim idolanya setelah selama ini disia-siakan perusahaan Investasi tersebut.


 www.suaramerdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar