Sabtu, 30 November 2013

Yoyok Berburu Personel Manajemen



Sebagai peme­gang saham ma­yoritas PT Ma­hesa Jenar Se­ma­rang (MJS), AS Su­kawijaya memiliki kewenangan penuh pada tim PSIS. Salah satunya menentukan personel-personel yang duduk di kursi manajemen musim depan.
Kini, sosok yang lebih akrab disapa Yoyok Sukawi itu tengah berburu personel manajemen. Mencari orang-orang yang mau dan mampu membantunya. Meski sudah ada gambaran, dia masih enggan mengungkapkan ke publik.
”Manajemen musim lalu be­kerja dengan baik dan sudah sa­ngat solid dan layak untuk dipertahankan. Begitu juga dengan ki­nerja karteker manajemen. Ka­rena itu, saya membuka kesempatan kepada mereka untuk kembali bergabung,” tutur Ketua Komisi E DPRD Jateng itu.
Bila menengok musim lalu, bursa manajemen pun mengerucut pada sejumlah nama. Di an­taranya General Manager (GM) Ferdinand Hindiarto, Manajer Tim Setyo Agung Nugroho, Ma­najer Legal Kairul Anwar, serta pembina PSIS Johar Lin Eng.
Terlapas dari kekurangan dan kelebihannya, Ferdinand yang juga Dosen Unika mampu me­ng­an­tarkan prestasi bagi PSIS de­ngan masuk 12 besar. Di ba­wah kepemimpinannya, PSIS juga berhasil keluar dari badai finansial dalam mengarungi kompetisi.
Meluangkan Waktu
Pengalaman Setyo Agung Nugroho di sepak bola tak perlu diragukan lagi. Hal inilah yang membuatnya selalu dilibatkan dalam beberapa tahun terakhir. Sosok yang satu ini pun dijago­kan kembali memenang jabatan manajer tim atau bahkan naik menjadi GM.
Kairul Anwar juga telah memberikan warna baru bagi tim yang ber-home base di Stadion Jatidiri. Berlatarbelakang pengacara, dia rela meluangkan wak­tu untuk PSIS. Saat ini Kairul dipercaya sebagai karteker ma­najemen bertugas menggelar seleksi pemain lokal.
Bagaimana dengan Johar Lin Eng?. Sekretaris PSSI Jateng ini pernah menjabat sebagai GM PSIS musim 2009/2010. Dapat menjaga hubungan baiknya de­ngan PSSI pusat, PT Liga Indo­nesia (LI), pemimpin daerah menjadi kelebihannya. Keha­dirannya akan membuat manajemen PSIS lebih kokoh.
Sebenarnya ada satu nama baru yang juga cinta sepak bola. Dia adalah Rudi Wijaya yang musim lalu menjadi manajer Por­prov Kota Semarang. Secara bersa­ma­an, Rudi pernah menjadi manajer tiga tim, yakni Puslat Semarang, PSIS Yunior dan Tim Medco Semarang. Kini dipercaya menjadi pelaksana seleksi PSIS.
Meski demikian, sejumlah na­ma tersebut masih enggan ber­bicara banyak terkait peluang ma­­suk manajemen. Mereka me­milih menyerahkan sepenuhnya kepada pengelola.


suaramerdeka

Incar Tiket Promosi pada Musim Pertama



Prinsip ada gula ada semut akan diterapkan PSIS di ba­wah pengelolaan AS Su­kawija­ya. Sa­at ini memang belum banyak spon­sor dan investor mendekat, na­mun kondisi itu akan berbeda saat Laskar Mahesa Jenar meraih prestasi.
Karena itu pada tahun pertama, pria yang akrab disapa Yoyok Sukawi ingin membawa PSIS berpestasi. Lebih baik dari torehan musim lalu yang melangkah hingga 12 besar. Promosi ke Indonesia Super League (ISL) menjadi target yang dica­nangkan.
”Program jangka pendek, meraih prestasi terlebih dulu. Dengan begitu PSIS akan lebih memiliki daya tarik di mata sponsor dan investor. Baru kemudian memperkuat pondasi keuangan dan aset jangka panjang. Terakhir mencari laba bagi pemegang saham,” tuturnya.
Namun demikian, keinginan putra mantan Wali Kota Semarang Sukawi Sutarip itu tidak akan mudah diwujudkan. Pasalnya, persaingan Divisi Utama musim depan kian ketat. Bila musim lalu hanya diikuti 44 tim, musim depan 66 tim berpartisipasi dengan jatah dua tiket promosi.
”Ya harus optimistis dulu untuk bisa naik ke ISL. Yang penting harus berusaha untuk memberikan yang terbaik,” sambung pria kelahiran Demak, 1 Maret 1978.
Untuk mewujudkannya, dia membutuhkan pondasi yang kokoh. Pertama-tama membentuk perusahaan berbadan hukum yang ber­nama PT Mahesa Jenar Se­marang (MJS).
Pemilik saham perusahaan yang mengelola PSIS itu adalah 25 perkumpulan se­pak bola dan para investor yang ingin bergabung.
Melalui PT MJS, dibentuk manajemen yang solid. Unit kerja dikelompokkan menjadi, yakni bidang teknik dan bisnis. Bidang teknik dipimpin Direktur Teknik yang membawahi manajer PSIS profesional, manajer PSIS amatir dan manajer talent scouting.
Belum Dimaksimalkan
Sementara bidang bisnis dipimpin Direktur Bisnis, membawahi manajer pertandingan, manajer marketing, manajer penjualan dan manajer aset. Beberapa hal yang menjadi tanggung jawab adalah mencari sponsor, iklan dan kerja sama dengan pihak ketiga.
”Banyak sektor pemasukan yang belum dimaksimalkan pada pengelolaan sebelumnya. Di an­tar­anya penjualan merchandise, penjualan makanan-mi­numan, legal paten PSIS dll. Bila semuanya terkumpul akan menjadi sumber potensial,” tandasnya.


www.suaramerdeka.com

Pengelola PSIS Yoyok akan Akomodir Tokoh Manajemen Musim Lalu


Pengelola PSIS Semarang, Yoyok Sukawi akan bergerak cepat untuk membentuk jajaran direksinya. Namun untuk memutuskan siapa saja yang akan masuk ke jajaran manajemen ini, pria yang memiliki nama lengkap Alamsyah Satyanegara Sukawijaya akan mengajak diskusi para pengurus klub berjuluk Mahesa Jenar ini.
"Kami akan melakukan rapat dahulu, siapa saja yang akan masuk ke jajaran manajemen PSIS. Minggu depan kami akan umumkan siapa saja yang akan masuk ke jajaran direksi PT Mahesa Jenar Semarang selaku perusahaan pengelola PSIS," ungkap Yoyok kepada Tribun Jateng, Jumat  (29/11/2013).
Yoyok menilai untuk tokoh-tokoh yang menjadi manajemen PSIS musim lalu sangat baik untuk masuk ke dalam jajaran manajemen PSIS musim depan. Hal ini karena mampu membawa klub kebanggaan warga Semarang ini menapaki babak 12 besar. Selain itu, sektor finansial pun tidak banyak terganggu.
"Manajemen musim lalu kinerjanya bagus, mungkin nanti saat rapat kami akan mempertahankan manajemen musim lalu masuk ke manajemen PSIS musim depan," imbuhnya.
Rencananya mantan Manajer PSIS musim 2003 hingga 2008 ini akan membagi manajemen PSIS ke beberapa bidang. Bidang itu diantaranya direktur teknik, direktur keuangan, direktur promosi, hingga direktur bisnis.
Untuk direktur teknik yang nantinya akan menangani tim mulai dari level junior, pembinaan hingga senior yang berlaga di liga profesional, Yoyok memiliki dua kandidat. Kedua kandidat yang diusung Yoyok yakni Andi Darussalam Tabusala dan Bambang Nurdiansyah.
"Untuk soal direktur teknik pun nanti juga akan kami bahas pada rapat. Biasa saja salah satu dari mereka atau muncul calon baru," terangnya.


tribun jateng

ADT dan BN kandidat manajer teknik



Untuk mendapatkan hasil yang maksimal terutama dalam hal prestasi, manajemen tim PSIS akan dibagi dalam beberapa bidang. Bidang itu diantaranya direktur teknik, direktur keuangan, direktur promosi, hingga direktur bisnis.

Untuk direktur teknik yang nantinya akan menangani tim mulai dari level junior, pembinaan hingga senior yang berlaga di liga profesional. Untuk direktur teknik ini Yoyok Sukawi selaku pengelola baru PSIS dengan bendera PT Mahesa Jenar, memiliki dua kandadit.

Kedua kandidat yang diusung Yoyok yakni Andi Darussalam Tabusala (ADT) dan Bambang Nurdiansyah (BN). Namun untuk menentukanya, masih akan menunggu rapat dengan jajaran direksi PT Mahesa Jenar, karena tidak menutup kemungkinan akan muncul nama-nama lain.

"Kita masih akan menggodog nama-nama yang akan masuk ke dalam manajemen PSIS, akan tetapi pembentukan tim terap berjalan," kata Yoyok.

Untuk pembentukan manajemen baru PSIS Semarang, Yoyok Sukawi selaku pengelola baru tak ingin melakukan banyak perubahan terhadap manajemen PSIS. Manajemen musim lalu sebagian besar akan tetap dipertahankan.

"Untuk manajemen memang belum diputuskan. Sebelum memutuskan manajemen Saya akan "Sowan" dulu ke pengurus dan tokoh-tokoh bola Semarang untuk meminta arahan," kata pemilik nama lengkap Alamsyah Satyanegara Sukawijaya ini.

Menurut Yoyok, orang-orang seperti, Setyo Agung Nugroho, Ferdinand Hindiarto, Dedi Satria Budiman, dan beberapa orang lainnya masih sangat layak di pertahankan.

Menurut Dia, meskipun manajemen musim lalu gagal membawa Laskar Mahesa Jenar ke Indonesia Super League (ISL) namun, dengan mampu lolos babak 12 besar, menunjukan manajemen musim lalu sudah cukup baik.

"Kita bergerak secara bertahap, dan secepat mungkin. Agenda paling mendesak saat ini memang pembentukan manajemen. Dan sekarang ini kita masih terus memantapkan komposisi siapa-siapa saja yang layak masuk ke jajaran manajemen," ungkapnya.

Sementara itu terkait dengan pembentukan tim, proses seleksi yang dilakukan oleh pelatih sementara PSIS Eko Riyadi sudah mengantongi 23 pemain, dari 25 klub internal pengcab PSSI.

Dari 23 pemain yang sudah dikantongi, mereka akan diseleksi lagi pada seleksi tahap kedua. Pada seleksi tahap kedua nantinya akan dibuka untuk umum dan juga manajemen akan mengundang pemain-pemain eks PSIS musim lalu.


 www.sindonews.com

Maman dan Ridwan masuk radar PSIS






Proses seleksi tahap awal PSIS Semarang sudah selesai. Dari proses seleksi khusus untuk pemain-pemain lokal Semarang atau dari klub internal pengcab PSSI Kota Semarang pelatih sementara PSIS Eko Riyadi sudah mendapatkan 23 pemain.

Dari 23 pemain yang sudah lolos, tidak lantas langsung bisa memperkuat tim mahesa jenar menghadapi kompetisi Divisi Utama Liga Indonesia musim depan. 23 pemain tersebut akan mengikuti seleksi tahap kedua, yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini.

Pada seleksi tahap kedua, rencanya akan memanggil sejumlah pemain lokal eks PSIS musim lalu. Tidak hanya itu seleksi juga dibuka untuk umum, sehingga semua pemain bisa mengikuti seleksi.

Meskipun melakukan rekrutmen melalui seleksi, manajemen tidak lantas hanya menggunakan pemain yang lolos seleksi, namun juga ada wacana untuk merekrut sejumlah pemain bintang.

Sejumlah nama pemain bintang pun mulai beredar , diantaranya adalah Maman Nurjaman dan M. Ridwan. Bahkan kabarnya, pengelola baru PSIS Yoyok Sukawi sudah melakukan pembicaraan dengan kedua pemain tersebut.

Meskipun kedua nama tersebut sudah mulai diwacanakan, pihak pengelola masih enggan untuk mengungkapkannya. Yoyok Sukawi berdalih, saat ini dirinya masih fokus mempersiapkan pembentukan manajemen PSIS musim depan, termasuk untuk merekrut pelatih.

Namun Yoyok mengakui, untuk pemain PSIS musim depan, akan tetap mempertahankan beberapa pemain PSIS musim lalu, sesuai dengan rekomendasi manajemen yang sebelumnya. Untuk tambahkannya, akan dicarikan melalui proses seleksi, dan juga mencari pemain-pemain yang berkualitas.

“Sesuai dengan rekomendasi manajemen lalu, ada beberapa pemain yang layak untuk dipertahankan dan itu akan kami lakukan, sisanya akan tambal sulam,” ujar Yoyok.

Jika tidak ada masalah, kata Yoyok, tim PSIS Semarang musim depan pada bulan Januari sudah terbentuk. Tim yang sudah terbentuk akan memiliki waktu untuk mematangkan komposisi dan strategi sebelum kompetisi resmi. “Saya target Januari tim sudah benar-benar terbentuk, oleh karena itu sekarang ini tahapan-tahapan harus kita lakukan dengan cepat,” katanya.

Diungkapkan Yoyok setelah dirinya resmi memegang kendali PSIS, dirinya memang harus bergerak cepat. Dan yang paling penting saat ini adalah membentuk manajemen definitif mengingat sampai saat ini manajemen masih dipegang oleh Kairul Anwar sebagai manajer Caretekar. Setelah penentuan manajemen defintif akan langsung menyusul penunjukan pelatih, baru kemudian melakuka seleksi tahap kedua.

"Kompetisi sudah semakin dekat, mau tidak mau harus bergerak cepat. Kita lakukan tahap demi tahap,"ujarnya.



www.sindonews.com

Rabu, 27 November 2013

Penentuan Nasib PSIS



Ketidakpastian terkait nasib PSIS akan segera berakhir. Lewat pertemuan antara 25 perkumpulan sepak bola (PS), pengurus dan sosok cinta bola AS Sukawijaya, di RM Oits nanti malam, nasib tim kebanggaan warga Kota Semarang ini akan ditentukan. Bagaimana sistem pengelolaan, siapa saja yang memiliki kewenangan menangani tim akan ditetapkan pada pertemuan tersebut. Keberadaan 25 PS yang sejatinya terikat dengan sejarah panjang perjalanan tim yang ber-home base di Stadion Jatidiri juga ikut dibicarakan.
Mengingat pentingnya acara tersebut, sejumlah pihak berharap agar 25 PS yang memiliki suara dan penentu nasib PSIS tidak melewatkannya. Tak kalah penting, ikut menyumbangkan saran dan ide-ide segar untuk menjadikan tim yang lebih solid dan lebih kokoh dibandingkan sebelumnya.

Jadi Penonton

Bila memang nantinya 25 PS memiliki kewenangan penuh, langkah Laskar Mahesa Jenar ada di tangan mereka. Untuk meminta dukungan, bukan hal yang mudah. Pasalnya, sejauh ini mereka seperti hanya dijadikan penonton tanpa banyak dilibatkan dalam pengambilan kebijakan. Sekum PSIS Setyo Agung Nugroho menuturkan, pertemuan tersebut bakal menjadi penentu nasib PSIS. Nantinya AS Sukawijaya atau akrab disapa Yoyok Sukawi akan memaparkan program dalam pengelolaan tim menghadapi musim depan dan musim-musim selanjutnya. ’’Visi-misi menghadapi musim depan harus disamakan terlebih dulu. Baru nanti melangkah ke tahap berikutnnya. Seperti pengelolaan tim, penunjukkan manajemen dan pelatih yang nantinya menjadi wewenang dari pengelola. Pada prinsipnya PSIS harus lebih baik,’’ tutur Agung.
Keberadaan karteker manajer dan pelatih juga ikut berkaitan. Seketika, tugas akan berakhir ketika pengelola menunjuk manajemen dan pelatih definitif. Meski sejauh ini sudah berusaha maksimal, belum ada kepastian apakah Kairul Anwar selaku karteker manajer tim dan Eko Riyadi (karteker pelatih) akan kembali dilibatkan. ’’Saya belum ingin bicara tentang pelatih definitif. Hal itu wewenang manajemen definitif. Saat ini, saya hanya ingin fokus menjalani tugas yang telah diberikan pengurus sebagai karteker pelatih,’’ kata Eko.



www.suaramerdeka.com

Sabtu, 16 November 2013

Yoyok Sukawi akhirnya kelola PSIS Semarang

Yoyok Sukawi akhirnya ditunjuk oleh pengurus PSIS Semarang sebagai pengelola PSIS Semarang ke depan. Dengan sudah adanya penunjukan Yoyok sebagai pengelola, menjadi titik cerah bagi PSIS ke depan. Ketua harian PSIS Semarang Simon Legiman mengatakan Yoyok Sukawi dinilai sebagai sosok yang paling tepat untuk mengelola PSIS.

Program jangka panjang, untuk meningkatkan prestasi PSIS, menjadi salah satu faktor utama. “Kami selama ini sulit untuk mencari sosok yang tepat untuk mengelola PSIS dan selama ini Mas Yoyok adalah yang paling tepat,” ujarnya, di sekretariat PSIS Semarang komplek Stadion Citarum Semarang, Sabtu (16/11/2013).

Ditunjuknya putra sulung mantan Wali Kota Semarang, Sukawi Sutarip ini juga tidak lepas dari pengalaman Yoyok yang beberapa tahun telah memegang Mahesa Jenar –Julukan PSIS Semarang -. Tercatat Yoyok memegang team berjuluk Mahesa Jenar ini, sejak musim 2002-2008.

Semasa dipegang YS, prestasi PSIS menanjak cukup baik, dan menjadi salah satu tim besar yang disegani di Indonesia. Prestasi PSIS terbaik bersama YS adalah ketika menjadi Runner Up Liga Indonesia musim 2006. Kala itu YS duet dengan Setyo Agung Nugroho.

Jika pengurus PSIS kembali menghendaki Yoyok untuk kembali ke PSIS, tidak akan mengalami kesulitan karena Yoyok Sendiri, menyatakan sikapnya siap untuk menangani PSIS musim depan. ”Sebenarnya, kami berterima kasih kepada Yoyok karena bersedia cawe-cawe (ikut andil) untuk membangun masa depan PSIS. Dan yang terpenting adalah pak Wali (Hendrar Prihadi) sudah mengamini,” kata Simon.

Bidang Legal PSIS Semarang Kairul Anwar menambahkan, salah satu yang menarik dari program Yoyok yang menjadi salah satu pertimbangan manajemen adalah, Yoyok menginginkan, menjadi salah satu klub yang profesional dan membawanya ke arah industri. Menariknya adalah dari paparan Yoyok program utama justru membenahi manajemen dan infrastruktur. Jika sudah maka baru kemudian, membentuk tim yang tangguh.

Yoyok masuk dengan frame untuk betul-betul membangun PSIS Semarang mulai dari pondasi awal. ”Dia (Yoyok) ingin sebagai titik awal kebangkitan PSIS, tim tidak seketika jadi,  tetapi mulai dari awal. Yang penting adalah mendapatkan dukungan dari klub anggota PSIS,” kata Kairul.

Sekum PSIS Setyo Agung Nugroho menambahkan, setelah penunjukan Yoyok Sukawi, nanti Yoyok akan dipertemukan dengan 25 PS anggota PSIS Semarang. Pada pertemuan tersebut Yoyok akan diberikan kesempatan untuk memaparkan seluruh program untuk memajukan PSIS Semarang.

“Secepatnya Yoyok akan diminta untuk memberikan paparan program ke PS-PS. Begitu paparan siapa, kami akan memberikan undangan kepada klub, dalam waktu waktu dekat ini,” katanya


www.sindonews.com

Senin, 11 November 2013

Klub Malaysia ingin jajal ketangguhan PSIS

PSIS Semarang hanya berada di kasta kedua sepak bola Indonesia. Namun, nama besar PSIS masih memiliki daya tarik tersendiri. Terbukti, meskipun Tim berjuluk Mahesa Jenar juga belum melakukan pembentukan tim, namun sudah datang tawaran untuk uji coba.
Tak tanggung-tanggung, tawaran yang datang justru dari tim kasta tertinggi kompetisi Malaysia Super League (MLS) yakni Perbadanan Kerajaan Negeri Selangor (PKSN). Musim lalu, PKSN juga sudah pernah melakukan tur di Indonesia, melakukan uji coba melawan Persiba Bantul, Perseman Manokwari dan Persiku Kudus. Pada tur kali ini, PSIS Semarang menjadi salah satu pilihannya.

Manajer caretaker PSIS Semarang Kairul Anwar mengaku, memang mendapatkan tawaran untuk uji coba, melawan PKSN. Tawaran tersebut disampaikan melalui pelatih Persijap Raja Isa kepada Bidang alih status PSIS Johar Lin Eng. Hanya saja, kata Kairul sejauh ini baru melalui komunikasi telepon dan belum ada surat resmi dari PKSN. ''Memang ada (tawaran), tapi secara resmi belum,” katanya.

Kairul mengatakan, menanggapi tawaran tersebut, manajemen pada dasarnya siap. Sesuai dengan pembicaraan dengan Raja Isa, Uji coba rencanya akan dilaksanakan pada Desember mendatang. Dengan masih ada waktu satu bulan,  kemungkinan tim PSIS sudah terbentuk, telebih saat ini PSIS sudah mulai melakukan seleksi pemain. ”Yang pasti jika nanti tim sudah terbentuk kami akan siap untuk menerima tawaran tersebut,” ujarnya.

Dijelaskannya, untuk saat ini PSIS sedang melakukan seleksi untuk tahap awal, menyeleksi pemain lokal Semarang dari 25 Persatuan Sepakbola (PS) anggota PSIS. Dari seleksi tersebut rencanya akan diambil 23 pemain yang kemudian akan diseleksi pada tahap kedua. ''Mudah-mudahan tim bisa terbentuk dan segera bisa melakuan uji coba sebagai persiapan menghadapi kompetisi,” sambungnya.

Raja Isa selaku penghubung kedua tim mengatakan, PSIS dipilihan karena merupakan tim besar dan memiliki suporter fanatic yang sangat banyak. Stadion yang selalu penuh dan besarnya animo masyarkat, membuat ketertarikan PKSN.”Tur ini merupakan persiapan bagi PKSN, untuk mempersiapkan diri jelang kick off MLS Januari mendatang,” kata Raja Isa.

Telebih, kata Pelatih Persijap Jepara ini, PKSN musim ini juga diperkuat oleh satu orang Indonesia, yakni Hamka Hamzah. Sehingga akan menjadi daya tarik tersendiri. ”Di Indonesia memiliki kompetisi yang luar biasa, sehingga saya mempromosikan Indonesia, “ sambungnya.

Selain melakukan uji coba dengan PSIS, PKSN dalam turnya ke Indonesia, juga akan melakukan uji coba dengan Persiba Bantul. ”Kita juga menawarkan uji coba dengan Bantul (Persiba), karena musim lalu PKSN juga sudah pernah melakukan uji coba dengan Bantul,” bebernya.



 www.sindonews.com

Pemain Piala Menegpora Ambil Bagian

image














Seleksi hari pertama PSIS di Stadion Jatidiri, hari ini diikuti sejumlah pemain muda. Beberapa di antaranya adalah pemain tim Kota Semarang di Piala Menegpora 2010 lalu. Kini, mereka membela 25 perkumpulan sepak bola (PS) yang tampil di Kompetisi antar-klub PSSI Kota Semarang.
Seperti striker Wahyu Tri Saputra dan Helmi Anggoro yang kini membela PSAD dan PS Undip. Kemudian gelandang lincah Elmirio Andrestani yang memperkuat Biprada. Helmi dan Elmirio bahkan masuk skuad Semarang di Porprov Jateng 2013 di Banyumas, belum lama ini.
''Kebetulan dapat kesempatan dari klub untuk mengikuti seleksi di PSIS. Tentunya bukan hal mudah menembus skuad utama, apalagi ini baru tahap awal. Tetapi tidak ada salahnya mencoba, terpenting memberikan yang terbaik,'' tutur Wahyu Tri Saputra atau akrab disapa Putra.
Seleksi yang diikuti 40 pemain itu dipimpin langsung karteker pelatih. Yakni Eko Riyadi sebagai pelatih sementara, Dwi Setiawan (asisten pelatih) dan Budi Cipto (pelatih kiper). Hari ini, para pemain tersebut akan kembali diberi kesempatan unjuk kebolahan. Hasilnya akan diumumkan secara personal.
''Belum ada yang terlihat sangat menonjol. Mungkin butuh waktu adaptasi dengan pemain lain. Kami akan berikan kesempatan lagi,'' tutur Eko Riyadi di akhir sesi seleksi.
Hingga saat ini baru 80-an pemain dari 19 PS yang terdaftar mengikuti seleksi. Sisa dari seleksi tahap pertama akan mendapatkan kesempatan pada Kamis dan Sabtu mendatang. Begitu seterusnya hingga seluruh pemain dilihat kemampuannya oleh pelatih.
Dari data yang masuk, enam PS belum mengirimkan daftar pemain yang akan ikut seleksi. Mereka adalah Untag, Unnes, Tunas Muda, Unika, Indomaret dan Union. Belum jelas apa yang menjadi kendala, namun diduga karena mekanisme penunjukkan yang terlalu panjang.
Pihak PSIS pun akan terus menunggu hingga seluruh 25 PS mengirimkan wakilnya. Pasalnya, ini menjadi salah satu kesempatan bagi mereka untuk berpartisipasi dan membantu. Seperti yang diketahui tim kebanggaan warga Kota Semarang tengah bersiap mengikuti Divisi Utama musim depan.
''Kami akan terus menunggu. Mungkin dalam beberapa hari ke depan sudah lengkap. Kali ini pemain 25 PS diberi waktu lebih banyak agar potensinya dapat dilihat,'' sambung koordinator 25 PS Rudi Wijaya.



www.suaramerdeka.com

Selasa, 05 November 2013

Tugiyo, Pahlawan PSIS yang Jualan Mie Ayam

Stadion Klabat Manado nyaris ambrol pada 13 April 1999. Penyebabnya gol Tugiyo ke jaring gawang Hendro Kartiko, menit 89. Gol yang disaksikan 30.000 penonton di stadion, dan jutaan pasang mata pemirsa TVRI inilah yang menorehkan sejarah. PSIS menjuarai Ligina V, dan menyudahi perlawanan Persebaya.
Tugiyo pernah dielu-elukan. Tubuhnya bantet, senyumnya tak menyiratkan seorang pemain sepakbola. Lugu. Bahkan sebagian menganggap dia lebih layak jadi pelawak. Namun jangan sangsikan cara dia menggiring bola, dan meliuk-liuk melewati lawan. Koran negeri ini pernah serempak menyebut Tugiyo adalah “Diego Tugiyo”, atau “Maradona Purwodadi”.
Ya, Tugiyo adalah pria asal Purwodadi, Jawa Tengah, yang dibesarkan oleh seorang ayah yang ‘cuma’ penarik becak. Ibunya seorang petani. Saat kecil dulu, Tugiyo menggembalakan kambing di tanggul dekat lapangan sepakbola desanya.
Setelah menjadi legenda Semarang lewat golnya tadi, Tugiyo amblas ditelan bumi. Cedera dengkulnya membuat karirnya surut, bahkan terjun bebas. Berbulan-bulan dia hilang, kemudian sempat mencoba kembali bermain untuk sejumlah klub papan bawah, misalnya Persik Kuningan (Jabar), kisaran 2005. Namun karena ia sering cedera, akhirnya hanya klub-klub gurem yang ia singgahi, dan itu pun tidak kontinyu dari tahun ke tahun lantaran nama besarnya tenggelam oleh cedera.
13835607091253342294
Tugiyo di masa lalu. (Dok)
Pada Maret 2008, Tugiyo muncul di Stadion Jatidiri. Sore itu digelar seleksi pemain PSIS, di bawah pengawasan pelatih Edy Paryono, pelatih yang membawa PSIS juara Ligina V, dan mengusung tim Mahesa Jenar ke kandang Suwon Samsung Bluewings dalam Piala Champion Asia. Dan meski PSIS dibekuk Suwon 2-3 di Jatidiri, dan 2-6 di World Cup Stadium, Suwon, Korea Selatan, tetapi Tugiyo menyumbangkan tiga gol dalam dua perjumpaan dengan Suwon tersebut.
Lebih dari seribu orang yang menonton seleksi ini tampak antusias. Mereka bertepuk tangan setiap Tugiyo melakukan tusukan. Bahkan yel-yel pun terlontar saat ia menyarangkan gol.
Saat seleksi ini, striker lincah tersebut memang sedang bugar. Ia masih menunjukkan akselerasi mirip Maradona, sprint sekencang Gareth Bale, dan menciptakan gol dari sudut-sudut sempit bak Pipo Inzhagi. Lalu, tanpa dikomando, sebagian warga Semarang mendesak manajemen PSIS merekrut kembali Tugiyo.
Apa lacur, pria beranak dua hasil pernikahannya dengan Pipit, seorang pekerja di sebuah toko berlian di kawasan Simpanglima Semarang, ini ditolak Edy Paryono. Alasannya, PSIS membutuhkan pemain-pemain segar dan muda. Loh, apakah Tugiyo sudah tua? Apakah dia meminta gaji setinggi langit di tengah kesulitannya PSIS dalam mendanai timnya? Dua-duanya hanya butuh satu jawaban: TIDAK.
“Saya hanya rindu kembali berkaus PSIS. Lagipula keluarga saya di Semarang, dan anak-anak saya masih kecil. Tapi bila memang tidak dimaui, saya pasrah saja. Mungkin saya memang sudah dianggap tua,” tuturnya usai mendapat penolakan resmi dari PSIS, klub yang pernah dia bela hingga Korea. Pada tahun 2000, usianya baru 20 tahun. Maka, ketika melamar (kembali) ke PSIS berarti umurnya baru 28.
Sudah tak dianggap lagi PSIS, masih pula terbetik kabar bahwa sebelum melamar ke PSIS itu untuk comeback, Tugiyo sempat jualan mi ayam di rumahnya, di kawasan Manyaran, Semarang Barat. Membuka warung — dan juga membuka wartel kala ponsel belum sesemarak sekarang — adalah jenis kegiatan Tugiyo yang sangat jauh dari urusan bola dan rumput lapangan. Dia perlu melakukannya agar asap di dapurnya terus mengebul.
Hanya saja usaha warungan itu tidak lama dia kelola. Setelahnya, ia tetap kembali ke lapangan dengan melatih anak-anak di lingkungan rumahnya. Tugiyo mendirikan SSB kecil-kecilan. Kemudian dia sempat pula melatih SSB Terang Bangsa, SSB yang juga dilatih Eko Purjianto (asisten Indra Sjafri di Timnas U-19), Eko Riyadi, dan sejumlah mantan pemain PSIS.
Pada 2009, Tugiyo memulai debut barunya sebagai pelatih tim senior, dengan membesut tim sepakbola Kecamatan Bawang, Batang, Jateng, atau dua jam perjalanan dari Semarang ke arah Jakarta; serta tim U-20 di kabupaten yang sama. Ia mendapatkan lisensi C kepelatihan dari sebuah kursus yang digelar PSSI Pemprov Jateng di Magelang, September 2009. Di kecamatan tersebut Tugiyo justru mendapatkan penghargaan yang setimpal. Penduduk di sana super antusias mendukung tim, dan para orangtua pemain menyanjungnya bak pahlawan.
Dua tahun terakhir, Tugiyo bergabung dengan sebuah akademi sepakbola di Salatiga, sebagai staf pengajar, dan melakukan perjalanan Semarang-Salatiga hampir tiap hari dengan menunggang sepeda motor. Semarang-Salatiga, atau sebaliknya, berjarak 1,5 jam perjalanan. Ia mengaku tidak mendapat upah yang tinggi di kota itu, tapi di sana ia merasa nyaman.



www.kompasiana.com

Sabtu, 02 November 2013

Kairul Anwar ditunjuk jadi manajer sementara PSIS Semarang

Pengurus harian PSIS Semarang menunjuk Kairul Anwar sebagai Manajer Caretaker PSIS. Penunjukan caretaker untuk mengisi kekosongan manajemen dan mempersiapkan tim menghadapi kompetisi musim depan.

Sekum PSIS Semarang Setyo Agung Nugroho mengatakan, penunjukan manajer Caretaker, karena pengurus melihat PSIS harus segera bertindak cepat, untuk mempersiapkan kompetisi musim depan.

“Intinya pengurus segera bergerak mumpung masih ada waktu, langkah pertama adalah menunjuk caretaker supaya PSIS tidak vakum dan akhirnya pengurus menunjuk Pak Kairul, sebagai caretaker untuk persiapan tim ini menghadapi kompetisi Divisi Utama,” kata Agung usai menyerahkan, SK pengangkatan Careteker kepada Kairul Anwar, di kantor PSIS Semarang, Komplek stadion Citarum, Semarang, Sabtu (2/11).

Mantan Manajer Tim PSIS Semarang musim lalu ini mengatakan, manajer caretaker, bertugas membuat perencanaan persiapan tim. Selanjutnya setelah perencanaan, manajer caretaker mencari pelatih untuk melakukan seleksi pemain. “Pelatih ini nanti juga sifatnya hanya sementara cuma untuk melakukan seleksi pemain,” imbuhnya.

Agung menjelaskan, penunjukan Kairul Anwar, sebagai manajer caretaker, sudah melakukan banyak pertimbangan. Pengurus menilai Kairul Anwar memiliki kepedulian yang tinggi terhadap PSIS.

Nama Kairul Anwar di PSIS Semarang memang kurang begitu populer. Namun, sebenarnya Dia sudah cukup lama berada di kepengurusan PSIS, yakni sejak era 2008 sampai sekarang sebagai Manjer Legal. “Pak Khairul orang lama di PSIS, karena sejak dulu sudah berada di dalam kepengurusan PSIS,” ujarnya.

Sementara itu Kairul Anwar mengaku, mau tidak mau dirinya harus mau ketika ditunjuk sebagai Manajer Caretaker. Alasannya adalah, karena dirinya yang juga pengurus harian PSIS bidang legal, merasa bertanggungjawab untuk segera melakukan gerakan, demi masa depan PSIS yang lebih baik.

Ditanya apakah nanti mau meneruskan menjadi manajer definitif, Kairul dengan jelas menjawab tidak. Bukan karena dirinya tidak peduli, tetapi lebih karena kesibukannya sebagai seorang pengacara.”Sebagai bagian dari PSIS, ketika ditunjuk sebagai caretaker, mau tidak mau harus siap. Namun, saya sampaikan bahwa hanya sebatas Caretaker, sampai ada manajer Definitif,” tegas salah satu pengacara kondang di Kota Semarang ini.

Pasca menerima mandat sebagai caretaker, ada beberapa agenda yang dalam waktu dekat akan segera kerjakan. Dirinya bersama pengurus PSIS yang lain akan langsung menyusun program untuk mempersiapkan tim.

“Program jangka pendek jelas langsung menyusun program pembentukan tim, mencari pelatih dan melakukan seleksi pemain,” tandasnya.

Untuk mempersiapkan tim jelas membutuhkan dana yang tidak sedikit, apalagi PSIS musim lalu, tidak memiliki sisa anggaran. Praktis manajer Careteker juga harus memikirkan untuk menggali pendanaan, untuk persiapan pembentukan tim.”Kalau soal anggaran kita akan gotong royong bersama dengan pengurus yang lain,” katanya.


www.sindonews.com